- Back to Home »
- filsafat , Kajian »
- Cabang-cabang filsafat
Posted by : Unknown
Jan 3, 2017
Cabang-cabang filsafat
Telah kita ketahui bahwa filsafat adalah
sebagai induk yang mencakup semua
ilmu khusus. Akan tetapi, dalam
perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu khusus
itu satu demi satu memisahkan diri dari
induknya, filsafat. Mula-mula
matematika dan fisika melepaskan diri,
kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu
lain. Adapun psikologi baru pada
akhir-akhir ini melepaskan diri dari
filsafat, bahkan di beberapa insitut,
psikologi masih terpaut dengan
filsafat.
Setelah filsafat ditinggalkan oleh
ilmu-ilmu khusus, ternyata ia tidak
mati, tetapi hidup dengan corak baru
sebagai 'ilmu istimewa' yang
memecahkan masalah yang tidak terpecahkan
oleh ilmu-ilmu khusus. Yang
menjadi pertanyaan ialah : apa sajakah yang
masih merupakan bagian dari
filsafat dalam coraknya yang baru ini?
Persoalan ini membawa kita kepada
pembicaraan tentang cabang-cabang filsafat.
Ahi filsafat biasanya mempunyai pembagian
yang berbeda-beda. Cuba
perhatikan sarjana-sarjana filsafat di
bawah ini:
1. H. De Vos menggolongkan filsafat sebagai
berikut:
" metafisika,
" logika,
" ajaran tentang ilmu pengetahuan
" filsafat alam
" filsafat sejarah
" etika,
" estetika, dan
" antropologi.
2. Prof. Albuerey Castell membagi
masalah-masalah filsafat menjadi enam
bagian, yaitu:
" masalah teologis
" masalah metafisika
" masalah epistomologi
" masalah etika
" masalah politik, dan
" masalah sejarah
3 Dr. Richard H. Popkin dan Dr Avrum
Astroll dalam buku mereka, Philosophy
Made Simple, membagi pembahasan mereka ke
dalam tujuh bagian, yaitu:
" Section I Ethics
" Section II Political Philosophy
" Section III Metaphysics
" Section IV Philosophy of Religion
" Section V Theory of Knowledge
" Section VI Logics
" Secton VII Contemporary Philosophy,
4. Dr. M. J. Langeveld mengatakan: Filsafat
adalah ilmu Kesatuan yang
terdiri atas tiga lingkungan masalah:
" lingkungan masalah keadaan
(metafisika manusia, alam dan seterusnya)
" lingkungan masalah pengetahuan
(teori kebenaran, teori pengetahuan,
logika)
" lingkungan masalah nilai (teori
nilai etika, estetika yang bernilai
berdasarkan religi)
5. Aristoteles, murid Plato, mengadakan
pembagian secara kongkret dan
sistematis menjadi empat cabang, yaitu:
a) Logika. Ilmu ini dianggap sebagai ilmu
pendahuluan bagi filsafat.
b) Filsafat teoretis. Cabang ini
mencangkup:
" ilmu fisika yang mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini,
" ilmu matematika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu dalam
kuantitasnya,
" ilmu metafisika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu. Inilah
yang
paling utama dari filsafat.
c) Filsafat praktis. Cabang ini mencakup:
" ilmu etika. yang mengatur kesusilaan dan kebahagiaan dalam hidup
perseorang
" ilmu ekonomi, yang mengatur kesusilaan dan kemakmuran di dalam
negara.
d) Filsafat poetika (Kesenian).
Pembagian Aristoteles ini merupakan
permulaan yang baik sekali bagi
perkembangan pelajaran filsafat sebagai
suatu ilmu yang dapat dipelajari
secara teratur. Ajaran Aristoteles sendiri,
terutama ilmu logika, hingga
sekarang masih menjadi contoh-contoh
filsafat klasik yang dikagumi dan
dipergunakan.
Walaupun pembagian ahli yang satu tidak
sama dengan pembagian ahli-ahli
lainnya, kita melihat lebih banyak
persamaan daripada perbedaan. Dari
pandangan para ahli tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa filsafat
dalam coraknya yang baru ini mempunyai
beberapa cabang, yaitu metafisika,
logika, etika, estetika, epistemologi, dan
filsafat-filsafat khusus
lainnya.
1. Metafisika: filsafat tentang hakikat
yang ada di balik fisika, hakikat
yang bersifat transenden, di luar jangkauan pengalaman manusia.
2. Logika: filsafat tentang pikiran yang
benar dan yang salah.
3. Etika: filsafat tentang perilaku yang
baik dan yang buruk.
4. Estetika: filsafat tentang kreasi yang
indah dan yang jelek.
5. Epistomologi: filsafat tentang ilmu pengetahuan.
6. Filsafat-filsafat khusus lainnya:
filsafat agama, filsafat manusia,
filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat pendidikan,
dan
sebagainya.
Seperti telah dikatakan, ilmu filsafat itu
sangat luas lapangan
pembahasannya. Yang ditujunya ialah mencari
hakihat kebenaran dari segala
sesuatu, baik dalam kebenaran berpikir
(logika), berperilaku (etika),
maupun dalam mencari hakikat atau keaslian
(metafisika). Maka persoalannya
menjadi apakah sesuatu itu hakiki (asli)
atau palsu (maya).
Dari tinjauan di atas kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa dalam
tiap-tiap pembagian sejak zaman Aristoteles
hingga dewasa ini
lapangan-lapangan yang paling utama dalam
ilmu filsafat selalu berputar di
sekitar logika, metafisika, dan etika.