Popular Post

Posted by : Unknown Jan 3, 2017

Filsafat, agama, dan ilmu pengetahuan



a. Filsafat dan agama

Dalam buku Filsafat Agama karangan Dr. H. Rosjidi diuraikan tentang
perbedaan filsafat dengan agama, sebab kedua kata tersebut sering dipahami
secara keliru.

Filsafat
1) Filsafat berarti berpikir, jadi yang penting ialah ia dapat berpikir.
2) Menurut William Temple, filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk
   memahami.
3) C.S. Lewis membedakan 'enjoyment' dan 'contemplation', misalnya
   laki-laki mencintai perempuan. Rasa cinta disebut 'enjoyment', sedangkan
   memikirkan rasa cintanya disebut 'contemplation', yaitu pikiran si pecinta
   tentang rasa cintanya itu.
4) Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang dingin dan tenang.
5) Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang dan jernih
   dan dapat dilihat dasarnya.
6) Seorang ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut aliran atau
   paham lain, biasanya bersikap lunak.
7) Filsafat, walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya, sering
   mengeruhkan pikiran pemeluknya.
8) Ahli filsafat ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian dan
   argumen, walaupun argumenya sendiri.


Agama
1) Agama berarti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah hidup secara
   beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu.
2) Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama merupakan
   hubungan manusia dengan Tuhan.
3) Agama dapat dikiaskan dengan 'enjoyment' atau rasa cinta seseorang,
   rasa pengabdian (dedication) atau 'contentment'.
4) Agama banyak berhubungan dengan hati.
5) Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari bendungan
   dengan gemuruhnya.
6) Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan
   habis-habisan, sebab mereka telah terikat dn mengabdikan diri.
7) Agama, di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan
   pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya.
8) Filsafat penting dalam mempelajari agama.

Demikianlah antara lain perbedaan yang terdapat dalam filsafat dan agama
menurut Dr. H. Rosjidi.

b. Filsafat dan ilmu pengetahuan
Apakah hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan? Oleh Louis
Kattsoff dikatakan: Bahasa yang pakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan
dalam beberapa hal saling melengkapi. Hanya saja bahasa yang dipakai dalam
filsafat mencoba untuk berbicara mengenai ilmu pengetahuan, dan bukanya di
dalam ilmu pengetahuan. Namun, apa yang harus dikatakan oleh seorang
ilmuwan mungkin penting pula bagi seorang filsuf.

Pada bagian lain dikatakan: Filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan pokok yang kita ajukan harus memperhatikan
hasil-hasil ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam usahanya menemukan
rahasia alam kodrat haruslah mengetahui anggapan kefilsafatan mengenai
alam kodrat tersebut. Filsafat mempersoalkan istilah-istilah terpokok dari
ilmu pengetahuan dengan suatu cara yang berada di luar tujuan dan metode
ilmu pengetahuan.

Dalam hubungan ini Harold H. Titus menerangkan: Ilmu pengetahuan mengisi
filsafat dengan sejumlah besar materi yang faktual dan deskriptif, yang
sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Banyak ilmuwan yang juga
filsuf. Para filsuf terlatih di dalam metode ilmiah, dan sering pula
menuntut minat khusus dalam beberapa ilmu sebagai berikut:
1) Historis, mula-mula filsafat identik dengan ilmu pengetahuan,
   sebagaimana juga filsuf identik dengan ilmuwan.
2) Objek material ilmu adalah alam dan manusia. Sedangkan objek material
   filsafat adalah alam, manusia dan ketuhanan.

c. Bedanya filsafat dengan ilmu-ilmu lain.
1) Filsafat menyelidiki, membahas, serta memikirkan seluruh alam
   kenyataan, dan menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan satu sama
   lain. Jadi ia memandang satu kesatuan yang belum dipecah-pecah serta
   pembahasanya secara kesuluruhan. Sedangkan ilmu-ilmu lain atau ilmu vak
   menyelidiki hanya sebagian saja dari alam maujud ini, misalnya ilmu hayat
   membicarakan tentang hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia; ilmu bumi
   membicarakan tentang kota, sungai, hasil bumi dan sebagainya.
2) Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab-akibat, tetapi
   menyelidiki hakikatnya sekaligus. Sedangkan ilmu vak membahas tentang
   sebab dan akibat suatu peristiwa.
3) Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa ia sebenarnya, dari mana
   asalnya, dan hendak ke mana perginya. Sedangkan ilmu vak harus menjawab
   pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya.

Sebagian orang menganggap bahwa filsafat merupakan ibu dari ilmu-ilmu
vak. Alasannya ialah bahwa ilmu vak sering menghadapi kesulitan dalam
menentukan batas-batas lingkungannya masing-masing. Misalnya batas antara
ilmu alam dengan ilmu hayat, antara sosiologi dengan
antropologi. Ilmu-ilmu itu dengan sendirinya sukar menentukan batas-batas
masing-masing. Suatu instansi yang lebih tinggi, yaitu ilmu filsafat,
itulah yang mengatur dan menyelesaikan hubungan dan perbedaan batas-batas
antara ilmu-ilmu vak tersebut.

Rangkuman
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu, dengan
mencari sebab-sebab terdalam, berdasarkan kekuatan pikiran manusia sendiri.
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu
(objek atau lapangannya), yang merupakan kesatuan yang sistematis, dan
memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan
sebab-sebab hal itu.

Jadi berarti ada metode, ada sistem, ada satu pandangan yang dipersatukan
(memberi sintesis), dan yang dicari ialah sebab-sebabnya. Demikian
filsafat mempunyai metode dan sistem sendiri dalam usahanya untuk mencari
hakikat dari segala sesuatu, dan yang dicari ialah sebab-sebab yang
terdalam. Ilmu-ilmu pengetahuan dirinci menurut lapangan atau objek dan
sudut pandangan. Objek dan sudut pandangan filsafat disebut juga dalam
definisinya, yaitu "segala sesuatu".

Lapangan filsafat sangat jelas; ia meliputi segala apa yang
ada. Pertanyaan-pertanyaan kita itu mengenai kesemuanya yang ada, tak ada
yang dikecualikan. Hal-hal yang tidak kentara pun (seperti jiwa manusia,
kebaikan, kebenaran, bahkan Tuhan sendiri pun) dipersoalkan. Lapangan yang
sangat luas ini nanti kita bagi-bagi ke dalam beberapa lapangan pokok.

Sebab-sebab yang terdalam
Dengan ini ditunjuk sudut pandangan, aspek khusus, sudut khusus yang
dipelajari dalam segala sesuatu itu. Sudut pandangan (juga disebut "object
formal") ini yang membedakan berbagai ilmu pengetahuan yang mengenai objek
atau lapangan yang sama. Misalnya ilmu kedoktoran mempelajari manusia
dilihat dari sudut tubuhnya yang sakit dan harusnya disembuhkan, sosiologi
mempelajari manusia dalam sudut kemasyarakatan. Demikianlah filsafat
mempelajari dalam segala sesuatu itu ialah keterangan yang penghabisan,
yang terakhir, dan terdalam, sampai habis, sampai pada sebab yang
terakhir. Yang kita cari ialah kebijaksanaan, hakikat dari seluruh
kenyataan, intisari dan esensi dari semua yang ada.

Kekuatan pikiran manusia sendiri
Dengan ini ditunjuk alat yang kita gunakan dalam usaha kita untuk mencapai
kebijaksanaan itu, yaitu pikiran kita sendiri. Ini membedakan filsafat
dari teologi (ilmu ke-Allahan) yang juga mengenai segala sesuatu, tetapi
yang berdasarkan wahyu Tuhan. Filsafat tidak berdasarkan wahyu Tuhan,
tidak meminta pertolongan dari Kitab Suci, tetapi berdasarkan asas-asas
dan dasar-dasarnya hanya dengan cara analisis-analisis oleh pikiran kita
sendiri. Justru karena itu, filsafat dapat merumuskan hukum-hukum yang
berlaku umum, bagi setiap orang, terserah agama mana yang dianutnya. Akan
tetapi, ini pun kelemahan filsafat: jika hanya filsafat saja yang cukup
dipakai sebagai pegangan hidup, pandangan hidup, maka ini tidak cukup,
sebab banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan 100% memuaskan
oleh filsafat, sedangkan filsafat sendiri dalam usahanya mencari hakikat
dari seluruh kenyataan menunjuk kepada Tuhan sebagai sumber terakhir dan
sebab pertama. (Jadi, sebetulnya filsafat dan agama !! tidak bertentangan,
tetapi saling melengkapi).
+++

Karena sangat luasnya lapangan yang diselidiki dan sulit serta
berbelit-belitnya soal-soal yang dihadapi maka lapangan yang sangat luas
ini dibagi-bagi ke dalam beberapa lapangan pokok agar penyelidikan dapat
dilakukan dengan sistemis dan baik.
Pembagian ini diadakan secara induksi, yaitu dengan melihat dulu
persoalan-persoalan mana yang timbul dan minta diselesaikan.

a. Tentang pengetahuan (alat untuk mencapai 'insight' itu)

1) Logika formal (logic)
Membentangkan hukum-hukum yang harus ditaati agar kita berpikir dengan
lurus dan baik dan dapat mencapai kebenaran. Ini akan dipelajari lebih
lanjut dalam masa akan datang.

2) Kritika atau logika material (epistemology)
Memandangkan isi pengetahuan kita, sumber-sumbernya, proses terjadinya
pengetahuan, dan memberikan pertanggungjawaban tentang kemungkinan dan
batas-batas pengetahuan kita (soal kekeliruan, kepastian, dan sebagainya).

b. Tentang pertanyaan dan sebab-sebabnya yang terdalam

3) Metafisika (ontology/metaphysics)
Mengupas apa ertinya "ada" itu, apa tujuannya, apa sebab-sebabnya, dan
mencari hakikat dari semua barang yang ada (hylemorphisme)

4) Theodycea atau teologia naturalis (natural theology)
Merupakan konsekuensi terakhir dari penyelidikan filsafat, dengan
menunjukkan sebab pertama dan tujuan terakhir; mencari berdasarkan
kekuatan pikiran manusia sendiri bukti-bukti tentang adanya Tuhan,
sifat-sifat-Nya, dan hubunganNya dengan dunia.

c. Tentang manusia dan dunia

5) Filsafat tentang manusia (philosophy of man)
(Juga sering disebut antropologia metafisika atau psikologia
metafisika). Ini merupakan inti dan pangkalan dari seluruh filsafat: Orang
mengetahui tentang "ada" itu dari adanya sendiri. Maka diselidiki apa
kodrat (nature) manusia itu, bagaimana susunannya atas badan dan jiwa,
bagaimana terjadinya pengetahuan, apa kehendak bebas, apa arti dan peranan
keinderaan dan perasaan, apa arti kepribadian, dan sebagainya.

6) Kosmologia (philosophy of nature)
Mempersoalkan dunia material, susunannya, aturannya, mencari hakikat dari
waktu dan tempat, gerakan, hidup, dan sebagainya.

d. Tentang kesusilaan

7) Etika atau filsafat moral (ethics)
Membentangkan apa yang baik, apa yang buruk, apa ukuran-ukurannya,
bagaimana dan mengapa manusia terikat oleh aturan-aturan ke susilaan,
bagaimana kita dipimpin oleh suara batin, bagaimana tujuan hidup dapat
kita capaui, dan sebagainya.

8) Etika sosial
Merupakan bagian dari etika yang sangat penting pula, taitu yang
membicarakan norma-norma hidup kemasyarakatan (keluarga, negara
internasional).

e. Lain-lain

Lapangan-lapangan yang tersebut di atas merupakan lapangan-lapangan pokok
dari filsafat. Di samping. Di samping itu ada beberapa lapangan yang
penting pula, yang merupakan rincian legih lanjut, penerapan asa-asas
filsafat pada lapangan-lapangan hidup tertentu. Antara lain: asas-asas
filsafat pada lapangan-lapangan hidup tertentu. Antara lain:
" filsafat kebudayaan (kombinasi etika dan filsafat tentang manusia).
" filsafat kesenian atau estetika, praktis
" filsafat hukum
" filsafat tentang sejarah, bahasa, ekonomi, teknik, agama, kerja dan
lain-lain.
+++

Kepentingan filsafat
Akhirnya sepatah kata tentang kepentingan filsafat. Filsafat sering
dianggap teori belaka, yang jauh dari kenyataan hidup konkret. Akan
tetapi, filsafat ada segi praktisnya juga. Sikap dan pandangan yang
dipertanggungjawabkan, seperti yang kita cari dalam filsafat, dengan
sendirinya akan mempengaruhi sikap kita praktis juga. Kebijaksanaan tidak
hanya berarti "pengetahuan yang mendalam", tetapi juga "sikap hidup yang
benar", yang tepat, sesuai dengan pengetahuan yang telah dicapai itu.

Ini nampak dengan jelas terutama pada pelajaran etika dan logika yang
bersama-sama memberikan pegangan dan bimbingan kepada pikiran dan kepada
kehendak, agar hidup dengan 'benar' dan 'baik'. maka konkretnya:
1) Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri: dengan
berpikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian
kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita untuk berpikir
untuk hidup sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita
sendiri.
2) Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup
secara "dangkal" saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi
melihat pemecahnya. Dalam filsafat kita dilatih melihat dulu apa yang
menjadi persoalan, dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya.
3) Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung "akuisme" dan
"aku-sentrisme" (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan
kepentingan dan kesenangan si aku).
4) Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri, hingga kita tak
hanya ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap
semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa
yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, "berdiri-sendiri",
dengan cita-cita mencari kebenaran.
5) Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri
(terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya,

seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Pembelajar - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Tubagus Bakhtiar -